• Jumat, 22 September 2023

Dicurigai jadi Alat Spionase China, Aplikasi TikTok Diblokir Sejumlah Negara

- Minggu, 19 Maret 2023 | 17:16 WIB
 (Pixabay.com/Antonbe/13images)
(Pixabay.com/Antonbe/13images)

SultraNetwork.com-Aplikasi jejaring sosial dan video,TikTok sangat populer dan telah memiliki setidaknya 1 miliar lebih pengguna dari berbagai belahan dunia.

Namun aplikasi besutan China ini kurang disukai oleh politisi di pasar global seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

TikTok bahkan diblokir aksesnya oleh pemerintah di negara itu. Penyebabnya tak lain karena indikasi spionase (memata-matai) yang dianggap membahayakan pemerintahan.

Baca Juga: KDrama Taxi Driver 2 Cetak Rating Tertinggi Pekan Ini

Kekhawatiran tentang keberadaan TikTok terkait dengan data dan fakta bahwa TikTok dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, sebuah perusahaan internet China.

Bisakah negara China meminta akses ke data yang dihasilkan oleh basis pengguna global TikTok dan, misalnya, membuat profil orang yang diminatinya, seperti pegawai pemerintah di negara lain?

Pemerintah Inggris mengemukakan kekhawatiran data dalam pernyataannya yang menjelaskan mengapa mengambil langkah "bijaksana" untuk menghapus TikTok dari perangkat yang dikeluarkan pemerintah.

Baca Juga: Prototipe kendaraan Berbasis CNG Mulai Dikembangkan, Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

Aplikasi sejuta umat itu diklaim dapat mengakses data pengguna dari perangkat, termasuk kontak dan geolokasi.

Menurut sebuah laporan oleh perusahaan cybersecurity Australia-AS Internet 2.0, aplikasi TikTok dapat mengakses kalender pengguna, aplikasi lain yang sedang berjalan, jaringan wifi, dan bahkan nomor seri kartu sim.

Mengacu pada larangan serupa oleh AS, Kanada, dan Komisi Eropa, pemerintah Inggris mengatakan bahwa pemerintah, bersama dengan mitra globalnya prihatin tentang skema  penggunaan data TikTok ini.

Baca Juga: 4 Jenis Olahraga yang Membantu Mengurangi Peradangan, Nomor 1 Lebih Efisien dan Fleksibel

Namun TikTok berdailh bahwa datanya disimpan di luar China di Singapura dan AS.

TikTok bahkan meyakinkan publik dengan mengusulkan untuk menyimpan data pengguna Amerika dan Eropa di server pihak ketiga di AS, Irlandia, dan Norwegia.

Namun upaya perusahaan pengembag aplikasi TikTok belum cukup meredakan kekhawatiran para kritikus, yang juga khawatir bahwa negara China dapat memanipulasi algoritma rekomendasi TikTok, yang mengkurasi apa yang dilihat orang di feed aplikasi For You.

Baca Juga: Sinopsis Everything Everywhere All at Once, Film Bergenre Sci-Fi Action Comedy,Boyong 7 Piala Oscar 2023

TikTok sendiri meyakinkan penggunanya bahwa kebijakan data tidak mencakup perangkat pribadi untuk pegawai negeri, menteri, atau masyarakat umum.

Namun, perusahaan ini  menekankan setiap pengguna harus mengetahui kebijakan data setiap platform media sosial sebelum mengunduhnya.

TikTok telah memperbarui kebijakan privasinya untuk memberi tahu pengguna Eropa bahwa data mereka dapat diakses di China, dalam keadaan tertentu.

Baca Juga: Tips Menjaga Perhiasan Emas Tetap Bersih dan Tahan Lama

Keputusan untuk menyatakan TikTok sebagai risiko pada perangkat pemerintah tetapi tidak pada perangkat orang lain telah menyebabkan para ahli menyerukan ketegasan lain.

“Intinya adalah jika ada masalah keamanan siber untuk pengguna pemerintah, hal yang sama berlaku untuk kita semua,” kata Alan Woodward, seorang profesor keamanan siber di Universitas Surrey.

Halaman:

Editor: Ernilam

Sumber: Theguardian.com

Tags

Terkini

X