KENDARI KITA-Ketua Umum (Ketum) Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Haryadi Sukamdani menilai, nasib industri pariwisata Wakatobi kini seolah mati suri.
Sebagai bagian dari pelaku industri pariwisata, PHRI kata Haryadi, menyayangkan melihat fenomena ini.
Baca Juga: Kembali Terpilih Nakhodai PHRI Sultra, Hugua: Stimulus Industri Parwisata Jadi Program Prioritas
Padahal menurut Haryadi, era globalisasi dan digitalisasi sekarang harusnya membuat semua master plan promosi dan program strategis pariwisata di daerah itu menjadi lebih mudah.
Inovasi di lini sektor penopang perekonomian daerah ini juga lebih mudah dilakukan dengan kehadiran investor di sub sektor pertambangan.
Baca Juga: Ilmuwan dan Ahli Genetika: Populasi Pria di Muka Bumi Bakal Punah
"Harusnya jauh lebih mudah. Pak Hugua dulu kan belum ada tambang, sekarang kan tambang udah begitu banyak. Kran perekonomian tentunya lebih terbuka sekarang dibanding kemarin. Tapi buktinya pak Hugua kemarin kan sanggup membawa nama Wakatobi melanglangbuana ke forum dunia," kata Haryadi.
Namun kenyataannya kata Haryadi, kondisi industri pariwisata di pulau pandai besi itu kini tak hanya jalan di tempat, tapi mengalami kemerosotan.
Baca Juga: Temuan Tikus Sebesar Anjing, Prediksi Ilmuwan: Potensi Evolusi Bahkan Bisa Seukuran Sapi
Haryadi kemudian menyinggung soal peran pemerintah Wakatobi kini.
Menurut Haryadi, pemimpin Wakatobi saat ini harus belajar banyak dari tokoh pendahulunya, khususnya Hugua.
Baca Juga: Teori Ahli Primata Tentang Keterkaitan Isyarat Orangutan dan Evolusi Bahasa Manusia
Di era Hugua kata Haryadi, tantangan pembangunan pemerintahan yang terbentang justru lebih ekstrim ketimbang sekarang.
Namun Hugua berhasil menjadikan Wakatobi 'tak asal jadi'. Lebih dari pada itu, Hugua menurutnya membuat Wakatobi menjadi 'ranum' kembali.
Baca Juga: Penjelasan Ahli Mengapa Indonesia Butuh Satelit Canggih Untuk Deteksi Dini Bencana
Karena itu, ia menyarankan agar pemerintahan Wakatobi yang ada saat ini tidak 'merusak' apa yang sudah dibangun oleh tokoh pemerintahan sebelumnya.
"Dikarenakan Pak Hugua membangun Wakatobi itu juga benar-benar dari tidak apa-apa, saya dengar cerita beliau, Hotel nggak ada, lapangan terbang juga tidak ada tetapi akhirnya Wakatobi dikenal,” ujarnya.
Baca Juga: Ilmuwan NTU Manfaatkan Sampah Plastik Untuk Bahan Bakar Hidrogen dan Listrik
Meski begitu, Haryadi tetap berbaik sangka. Mungkin saja, kata Haryadi, pemerintahan Wakatobi saat ini ragu-ragu mengambil keputusan karena mempertimbangkan resiko di belakang hari.
Namun lagi-lagi Haryadi berharap agar Wakatobi secepatnya dibenahi, terutama wajah pariwisatanya. Sebab jika kondisi seperti ini terus berlangsung, maka dipastikan persoalan ini juga 'menular' ke daerah lain.
Baca Juga: Tips Bagi Pengguna WhatsApp Agar Terhindar Dari Resiko Penipuan dan Peretasan
"Ini adalah masalah yang besar karena sampai sekarang Wakatobi tidak mempunyai maskapai penerbangan, yang artinya tidak ada satupun yang berani dan bangga atas kepariwisataan Wakatobi," ujarnya.
"kadang kadang menjadi kepala daerah itu, apabila kurang masukan masukan dari masyarakat, kurang berinterkasi, dia bisa saja dia mengambil keputusan yang kurang pas. Harusnya jauh lebih mudah. Karena yang pak hugua kan belum ada tambang, sekarang kan tambang udah begitu banyak," pungkasnya.
Artikel Terkait
Ilmuwan NTU Manfaatkan Sampah Plastik Untuk Bahan Bakar Hidrogen dan Listrik
Temuan Tikus Sebesar Anjing, Prediksi Ilmuwan: Potensi Evolusi Bahkan Bisa Seukuran Sapi
Penjelasan Ahli Mengapa Indonesia Butuh Satelit Canggih Untuk Deteksi Dini Bencana
Temuan Ilmuwan: Tikus Dapat Dilatih Menari Atau Bereaksi Terhadap Ritme Musik
Riset Ilmuwan: Flavonols Dalam Cokelat Lindungi Jantung Dari Penyakit Mematikan
Kata Ilmuwan Soal Kebiasaan Manusia Purba Zaman Es: Wara Wiri Liburan Mencari Kehangatan
Ilmuwan dan Ahli Genetika: Populasi Pria di Muka Bumi Bakal Punah
Teori Ahli Primata Tentang Keterkaitan Isyarat Orangutan dan Evolusi Bahasa Manusia
Tips Bagi Pengguna WhatsApp Agar Terhindar Dari Resiko Penipuan dan Peretasan
Kembali Terpilih Nakhodai PHRI Sultra, Hugua: Stimulus Industri Parwisata Jadi Program Prioritas